WELCOME

Rabu, 06 Maret 2013

Semut dan Kepompong

Dongeng
 

          Suatu hari hiduplah kerumunan semut yang sedang bergotong royong mencari makanan. Ada seekor semut yang bernama Alves. Dia adalah seekor pangeran, anak dari Ratu semut. Dia mewarisi kekayaan ibundanya. Namun, ketika itu Ratu menginginkan bahwa tidak hanya gula atau manisan saja yang kita cari. Tetapi, kita perlu memakan serangga yang tidak berkutik. Mendengar semua itu, Pangeran Alves tidak peduli dengan kata-kata ibundanya. Dia berfikir bahwa serangga yang tidak berkutik adalah dia yang sedang mengalami perubahan pada fisik tubuhnya atau sudah tidak mampu untuk bertahan. Untuk itu, kita sebagai semut pun harus menolongnya. Mendengar semua yang diucapkan oleh Pangeran Alves, sang ibunda kecewa.
          Suatu hari, kerumunan semut mencari makanan. Ada seekor semut yang tak sengaja melihat sebuah hewan yang terbungkus oleh air liur. Dia memanggil kawan-kawannya. Lalu tak lama kemudian berita tersebut didengar oleh Sang Ratu. Sang Ratu pun menyuruh kepada semua kerumunan semut untuk membawakan hewan tersebut kedepan matanya. Kemudian, kerumunan semut pun mulai menggerogoti tali hewan yang terbungkus oleh air liur yang tertempel pada dahan daun. Namun, Pangeran Alves melihat semuanya. Dia berseru kepada kerumunan semut untuk berhenti melakukan tindakan bodoh. Lalu, tak lama kemudian munculah berbagai kupu-kupu. Kupu-kupu yang melihat temannya yang sedang terbungkus, menyuruh kepada kerumunan semut untuk menjauhinya. Saat itu juga kupu-kupu dan semut saling beradu kekuatan. Kemudian terjadi peperangan. Pangeran Alves lekas berseru untuk menghentikan peperangan bodoh itu. Peperangan pun berhenti begitu saja. Namun, Sang Ratu pun datang. Dia berkata bahwa hewan yang terbungkus itu adalah makanan bagi kami. Tetapi seekor kupu-kupu berkata bahwa dia adalah keturunan kami yang sedang mengalami perubahan. Lalu, Sang Ratu pun marah. Dia murka sehingga dia pun ikut turun tangan. Namun, Pangeran Alves menghadang dan berkata bahwa lawanmu adalah aku. Ibundanya pun tidak tahu apa yang telah diperbuat oleh anaknya. Dia berkata bahwa Pangeran Alves itu sanggat bodoh. Dan ibundanya pun tidak menganggap Alves sebagai anaknya lagi.
          Lalu, pertengkaran terjadi antara Sang Ratu dengan Pangeran Alves. Mereka saling menyuruh kepada kerumunan semut untuk memilih di antara keduanya. Namun, kerumunan semut meilih Pangeran Alves. Sehingga, Sang Ratu lebih marah dan berniat untuk membunuh Pangeran Alves. Ketika itu, Kerumunan semut melindungi Sang Pangeran. Ratu pun gagal. Dia mati saat kerumunan semut yang hendak melindungi Pangeran justru membunuh. Pangeran Alves pun menangis.
          Setelah kejadian itu, Pangeran Alves dan kerumunan semut meminta maaf kepada kupu-kupu. Lalu kupu-kupu menjelaskan bahwa hewan yang terbungkus itu adalah ulat yang sedang mengalami perubahan menjadi kupu-kupu. Dia adalah kepompong. Mungkin bagi kalian dia adalah makanan. Namun bagi kami, dia alaha keturunan.
          Akhirnya kupu-kupu dan kerumunan semut saling memaafkan. Mereka hidup masing-masing dengan damai. Pangeran Alves pun menikahi seekor semut betina yang bernama Laura. Sehingga Laura diangkat menjadi Ratu. Kerumunan semut hidup tentram.

Sekian dongeng yang telah saya buat. Apabila terjadi kesamaan dalam alur, saya selaku pengelola pun tidak tahu dan meminta maaf. Terima kasih. 

Karya: Bernad Apriadi

0 komentar:

Posting Komentar